Minggu, 22 Mei 2011

Museum Siwalima Simpan 5126 Koleksi Sejarah


Ambon, AE.- Museum Siwalima yang diresmikan pada 1973 lalu, merupakan
tempat penyimpanan berbagai situs sejarah di Maluku.
Koleksi yang ada didalamnya menggambarkan tentang perkembangan peradaban,
kebudayaan, seni dan tradisi orang Maluku dimasa lampau.
Saat ditemui Ambon Ekspres, Jumat (12/12), kepala museum Siwalima Ambon,
Jerry Matitaputty mengatakan, kalau museum yang didirikan diatas lahan seluas
3,6 hektar itu telah memiliki 5126 koleksi. Jumlah tersebut terdiri dari 10 koleksi
sejarah, arkeologi, etnografi, filologi, keramik, mata uang, seni, kelautan dan lain
sebagainya.Semua usaha pengumpulan dimulai sejak 1970 dengan jalan
penyelamatan ditambah sumbangan dari para budayawan. Sebagian besar koleksi
berasal dari diluar Kota Ambon.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Betty
Hetharion mengatakan, Maluku adalah saksi dari berbagai peristiwa penting di
dunia karena kaya akan sejarah. Dengan begitu, untuk mendekatkan sejarah
dengan para generasi muda khususnya kaum intelektual, setidaknya museum
harus selalu dikunjungi.
Sementara budayawan Maluku Prof. Jhon Pattikaihatu menambahkan, dari jaman
prasejarah sampai jaman perjuangan telah menjadikan Maluku sebagai saksi
sejarah.” Semua referensi sejarah yang berbentuk literatur Kota Ambon, budaya,
kesenian, kekayaan alamnya, telah diterbitkan dan dibaca oleh masyarakat
Internasional,”
Selain itu kata dia, saat ini masih banyak situs-situs sejarah yang tersebar di Kota
Ambon yang perlu dilindungi dan dipelihara kelestariannya. “Bagaimana kita mau
mewujudkan Kota Ambon sebagai kota sejarah tapi situs sejarahnya saja tidak
dirawat,” akuinya

Sabtu, 21 Mei 2011

Pada masa sulit jangan tinggalkan ibadah

Rut 1:1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.

Ayat diatas menceritakan bahwa suatu ketika terjadi kelaparan di tanah Israel, seorang yang bernama Elimelekh bersama Naomi istrinya serta kedua anaknya pergi meninggalkan kampung halamannya ke daerah asing untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Namun pada kenyataannya bukanlah kehidupan yang layak yang dia temukan melainkan kesusahan demi kesusahan. Pertama Elimelekh meninggal, kemudian kedua anaknya. Selain itu mereka harus kehilangan  harta, padahal sebelumnya mereka memiliki banyak harta. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.
Rut 1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

Untuk mengerti makna rohani dari kisah ini mari maka sebelumnya mari kita lihat apa arti dari nama-nama sebagai berikut:

Elimelekh artinya My God is Kin(Tuhan adalah Rajaku).Naomi artinya Manis
Betlehem artinya Rumah Roti
Yehuda artinya bersyukur, memuji
Moab artinya Rebellion, againts, pemberontak-pemberontak

Tuhan tidak pernah menjanjikan kalau ikut DIA kita akan senantiasa hidup dalam kelimpahan. Ikut Tuhan bukan berarti bebas dari masalah dan kesulitan hidup. Tidak saudara, dalam ikut Tuhan terkadang lebih banyak menderitanya dari pada bahagianya. Kenapa? Karena ikut Tuhan kita harus menyangkal diri dari keinginan daging, ikut Tuhan harus meninggalkan cara-cara dunia yang lebih enak dan gampang. Suatu ketika dalam pengiringan kita kepada Tuhan, Tuhan ijinkan kita di uji dengan kesulitan-kesulitan hidup untuk melihat apakah dengan kesulitan itu kita masih setia apa tidak.

Demikianlah hal yang terjadi dengan Elimelekh. Elimelekh tidak tahan uji, ketika negerinya mengalami kelaparan dia meninggalkan Betlehem-Yehuda tempat kediamannya dan pergi ke tanah Moab. Betlehem yang artinya rumah roti, tidak lagi menjadi rumah roti baginya. Elimelekh yang artinya Tuhan adalah Rajaku, tidak lagi mengandalkan Tuhan sebagai Rajanya. Elimelekh pergi ke Moab mencari peruntungan disana. Elimelekh meninggalkan Tuhan yang adalah Rajanya, pergi ke tanah pemberontak-pemberontak (sesuai arti nama Moab) dan itu tandanya dia juga telah memberontak kepada Tuhan. Itulah sebabnya tangan Tuhan teracung kepadanya sehingga ketika dia pergi, dia membawa harta yang cukup untuk dijadikan modal namun ketika Naomi istrinya pulang kembali, dia tidak membawa apa-apa karena semuanya telah habis, usahanya telah hancur di tanah Moab. Pergi ketanah Moab tidak membawa kebaikan, pergi ketanah Moab justru membuat dia lebih susah lagi dibandingkan dengan ketika berada di Betlehem-Yehuda.

Keputusan Elimelekh yang salah membuat keluarganya mengalami kesulitan. Dia meninggal, kedua anaknya juga meninggal, menantunya hidup susah karena ditinggal mati oleh suaminya dan Naomi istrinya harus menanggung malu kembali ke Betlehem dengan tangan hampa. Itulah sebabnya dia berkata 
“jangan sebut lagi aku Naomi (manis), sebutkanlah aku Mara (pahit)...”
Saudaraku, apa makna kisah ini bagi kita? Maknanya adalah ketika kita mengalami kesulitan-kesulitan, jangan tinggalkan Betlehem-Yehuda. Betlehem artinya rumah roti, Yehuda artinya bersyukur, memuji. Roti berasal dari gandum yang di olah sedemikian rupa yang artinya adalah firman Tuhan yang telah diolah sedemikian rupa. Jadi makna lain dari rumah roti adalah rumah yang penuh dengan pengajaran firman yaitu rumah Allah. Meninggalkan Betlehem-Yehuda sama artinya meninggalkan ibadah dan meninggalkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan.

Seperti yang telah saya nyatakan diatas bahwa ikut Tuhan tidak berarti lepas dari kesulitan-kesulitan dan penderitaan hidup. Yang menjadi pertanyaan, apa yang kita lakukan ketika kesulitan-kesulitan itu datang, kemanakah kita pergi? Apakah pergi ketanah Moab? Meninggalkan ibadah dan pergi kepada kehidupan dunia dan melakukan cara-cara dunia? Apakah kita meninggalkan Yehuda yang artinya meninggalkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan? Bersyukurlah senantiasa sebab itulah yang Tuhan inginkan.
I Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Garis bawahi mengucap syukurlah dalam segala hal. Artinya apapun yang kita alami kita harus mengucap syukur. Karena Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.
Amsal  16:4a TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,

Jika kita diijinkan mengalami kesulitan-kesulitan, itu ada tujuannya, setidaknya untuk menguji iman kita.

Oleh sebab itu ketika mengalami kesulitan, jangan tinggalkan rumah Tuhan, jangan tinggalkan pujian dan ucapan syukur karena jika kita melakukannya, kita tidak akan mengalami keadaan yang lebih baik. Jangan pergi ketanah Moab tanah yang terkutuk itu karena kitapun akan hidup dalam kutuk seperti yang dialami oleh Elimelekh. Perlu kita ingat, keputusan yang salah dari kepala keluarga akan membawa kesulitan bagi anak dan istri. Oleh sebab itu jangan salah mengambil keputusan karena itu juga akan membawa kesulitan bagi keluarga kita yang lain.

Jadilah Elimelekh sejati. Jangan menjadi seperti Elimelekh suami Naomi. Jadilah Elimelekh yang benar-benar menjadikan Tuhan adalah Raja, baik dalam suka maupun duka tetap setia iring Tuhan yang adalah Rajaku. Amin

Aniaya adalah Bagian dari Ibadah Orang Kristen


Kristen artinya pengikut Kristus. Sebagai pengikut Kristus, apa yang dialami oleh Yesus juga akan di alami pengikut-Nya, itulah yang dinamakan pengikut sejati. Orang yang tidak mau mengalami apa yang di alami oleh Kristus tidak layak disebut pengikut Kristus.

Yesus, sejak lahir sampai mati-Nya tidak lepas dari aniaya. Yesus harus lahir di kandang domba yang hina karena tidak ada seorangpun yang mau menerima dan menyediakan tempat bagi kelahiran-Nya selain kandang domba dan para gembala. Kemudian ketika Yesus masih balita, ia diburu oleh Herodes untuk di bunuh. Demikian juga hal nya sesudah Ia dewasa, terlebih pada masa pelayanan-Nya, orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat membenci dia dan senantiasa mencari cari kesempatan untuk dapat menyingkirkan-Nya. Ketika kesempatan itu ada mereka tidak menyia-nyiakan begitu saja. Mereka menyalibkan dan membunuh DIA.

Demikian pula halnya terjadi pada masa sesudah Dia yaitu masa rasul-rasul. Penganiayaan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen semakin Ganas. Salah seorang dari penganiaya itu dikenal bernama Saulus yang kemudian menjadi Paulus setelah bertobat.

Dari kisah ini kita melihat bahwa orang Kristen tidak pernah lepas dari aniaya. Bahkan Alkitab mencatat bahwa Aniaya adalah bahagian dari ibadah orang Kristen. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
II Timotius  3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Ayat diatas dengan tegas mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Jadi bagi saudara yang tidak ingin menderita aniaya maka janganlah menjadi mengikuti Yesus.  Namun satu hal, jika saudara lebih memilih tidak mengikuti Yesus maka kebinasaan  dan penderitaan kekal siap menanti. Apalah artinya kita berbahagia dan lepas dari aniaya di bumi ini jika nantinya kita menderita selamanya di alam maut sana. Oleh sebab itu, jika saudara sedang mengalami aniaya, bersabarlah dan berdoalah bagi mereka. Ikutilah teladan Paulus yang memberkati mereka yang menganiaya dia.  Itu kita temukan pada ayat dibawah :
Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!

Melalui ayat ini Paulus memberikan teladan bagi kita bagaimana cara menghadapi aniaya. Paulus mengajak kita untuk memberkati mereka, bukan mengutuk.  Bahkan dalam kitab Matius Tuhan Yesus meminta kita untuk berdoa bagi mereka.
Matius  5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Dalam prakteknya Tuhan Yesus bukan hanya sebatas kata-kata saja. Apa yang di ucapkan Yesus Ia buktikan ketika Ia berdoa bagi mereka yang menyalibkan dia. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Lukas  23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Dari ayat diatas kita melihat kenapa kita harus mengampuni mereka, itu karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Seandainya mereka tahu bahwa apa yang mereka perbuat itu salah pastilah mereka tidak akan melakukannya.

Paulus pernah mengalami hal demikian. Ia pernah menjadi penganiaya Jemaat, bahkan menganiaya dengan ganasnya. Ia mengajukan diri dan mendapat ijin dari  mahkamah agama untuk mengejar dan membunuh orang Kristen. Artinya Paulus mendapat ijin untuk melakukan pembunuhan atas orang Kristen dan pembunuhan itu dianggap sah (legal). Namun ketika Ia telah mengenal kebenaran, ia mengerti bahwa perbuatannya itu salah dan ia menganggap semuanya itu adalah sampah masa lalu. Intinya, Paulus melakukan kejahatan itu karena ia tidak tahu bahwa hal itu salah, bahkan ia menganggap hal itu benar dan suatu bakti bagi Allah. Namun ketika ia mengetahui bahwa hal itu salah dan bukan suatu bakti bagi Allah, ia melepaskan semua kejahatannya dan menjadi pengikut Kebenaran. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengajak kita memberkati mereka yang menganiaya, itu karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, dan Paulus pernah mengalami hal itu.

Paulus sangat bersyukur karena orang-orang yang dianiayanya malah memberkatinya, bukannya mengutuk. Kata-kata berkat dari orang yang teraniaya itulah yang menggerakkan Tuhan untuk mengubah hati Paulus. Salah satu orang yang teraniaya yang memberkati adalah Stefanus. Kisahnya kita temukan pada ayat dibawah:
Kisah Para Rasul 7:58-60  Mereka menyeret dia (Stefanus) ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus (Paulus).  Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."  Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

Dihadapan Paulus, Stefanus memanjatkan doa bagi para penganiaya, termasuk Paulus.

Saudaraku, hal yang sama juga sedang terjadi pada saat ini, khususnya buat saudara-saudari kita jemaat salah satu Gereja di Bekasi. Mereka dianiaya, dikejar-kejar bahkan ada yang di tikam dan di pukul dengan benda keras. Untuk menanggapi masalah itu, marilah kita memberkati dan berdoa bagi mereka yang menganiaya bukan malah sebaliknya, melakukan perlawanan dan mengutuk. Mereka melakukan itu karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Yang paling menyedihkan adalah mereka menyangka bahwa apa yang mereka perbuat itu adalah suatu bakti kepada ALLAH, padahal tidak. Oleh sebab itu sepantasnyalah kita bersyukur bahwa melalui kejadian ini terbukti bahwa Alkitab adalah sebuah kebenaran karena apa yang dialami telah dinyatakan oleh Alkitab ribuan tahun yang lalu. Itu dapat kita temukan pada ayat dibawah.

Yohanes  16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

Dari ayat ini sangat jelas dikatakan bahwa orang-orang Kristen akan di kucilkan dan dianiaya. Bahkan dengan jelas Alkitab menyatakan orang-orang penganiaya tersebut menyangka bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah suatu bakti bagi Allah. Bukankah hal itu memang terjadi pada saat ini dan itu menandakan bahwa kebenaran Alkitab tidak perlu diragukan. Oleh sebab itu mari memberkati dan berdoa bagi mereka. Memang ini tidak mudah, tetapi itulah yang Tuhan tuntut dari kita pengikut sejati-Nya. Tuhan meminta kita tidak melakukan apa yang orang-orang dunia lakukan. Jika dunia mengajarkan kekerasan balas kekerasan maka Tuhan Yesus mengajarkan hadapilah kekerasan dengan berkat dan doa. Sekali lagi, hal ini tidak mudah. Kita tidak akan mampu melakukannya tanpa pertolongan Tuhan. Oleh sebab itu marilah berdoa agar Tuhan melembutkan hati kita sehingga kita sanggup  untuk mengampuni terlebih lagi berdoa keselamatan bagi mereka.

Hal yang sama pernah dialami oleh jemaat Smirna. Beberapa orang dari jemaat di Smirna mengalami aniaya, mereka di penjarakan karena sesuatu hal yang bukan kesalahan mereka. Bahkan mereka di penjara karena Fitnah. Namun Tuhan tidak memerintahkan mereka untuk melawan. Melalui Rasul Yohanes, Tuhan meminta mereka untuk bersabar dan tetap setia. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Wahyu 2:9-10 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. 

Dari ayat diatas dengan jelas kita melihat bahwa Tuhan Yesus meminta kita untuk menjalaninya dengan sabar dan setia. Dan sebagai hadiahnya, Tuhan telah menyediakan mahkota kehidupan bagi mereka yang menang.

Oleh sebab itu saudaraku, marilah hadapi aniaya dengan kesabaran dan kesetiaan. Dan satu hal jangan kita lupa bahwa mengalami aniaya adalah bahagian dari ibadah kita. Berdoalah bagi mereka karena Mahkota Kehidupan sudah menanti kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Lepas dari belenggu ketakutan


Mazmur 56-4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;
Pernahkah anda  mengalami ketakutan? Kami yakin setiap orang pasti pernah merasakannya. Daud, dia adalah seorang raja yang besar, pahlawan yang sanggup menghabisi berlaksa-laksa musuhnya, yang biasa menghadapi singa dan beruang pada masa mudanya di padang penggembalaan, juga pernah mengalaminya. Bahkan karena sangat takutnya, Daud harus berpura-pura menjadi orang sakit ingatan, kita temukan pada ayat dibawah:
I Samuel 21:12-13 Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu.  Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya. 

Ketakutan datang bisa kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja, tidak memandang usia, status, derajat dsb. Namun satu hal yang perlu kita ingat jangan sampai ketakutan itu membuat kita bertindak salah.

Saudaraku, ketakutan adalah salah satu senjata Iblis untuk menjatuhkan orang percaya. Ketakutan senjata yang paling ampuh untuk merubuhkan dan menghancurkan iman. Sebagai contoh, karena ketakutan banyak orang menjadi gila bahkan karena ketakutan tidak sedikit orang yang bunuh diri padahal justru kematianlah yang paling ditakutki orang.

Contoh yang paling nyata dalam alkitab yang menjadi salah bertindak karena ketakutan adalah Daud. Dari ayat diatas dapat kita lihat bahwa ketakutan telah membuat Daud bertindak seperti orang gila. Karena rasa takut yang berlebihan Daud harus merendahkan diri. Daud lupa bahwa ia punya Tuhan yang luar biasa yang selama ini memberi kemenangan kepadanya. Dengan Tuhan Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuhnya.  Yang anehnya ketika berada di hadapan Akhis, raja Gat, Daud ketakutan. Ketakutan telah membuatnya kehilangan akal sehat dan menjadi lupa sama sekali kepada Tuhan.

Saudaraku, dalam alkitab ada satu contoh yang baik yang dapat kita teladani dalam hal mengatasi ketakutan, dia adalah Yosafat. Yosafat adalah seorang raja yang memerintah tanah Yehuda dimana suatu ketika dia menghadapi ancaman serangan besar-besaran dari 3 bangsa yaitu Moab, Amon dan Meunim. Adalah wajar jika Yosafat ketakutan karena mereka adalah bangsa yang kecil yang hanya terdiri dari dua suku Israel sedang yang dihadapi adalah pasukan yang sangat besar yang berasal dari tiga bangsa. Secara hitung-hitungan akal Yosafat kalah jumlah yang artinya Yehuda pasti akan binasa bila perang terjadi. Mungkin saja Yosafat membayangkan hal-hal yang mengerikan jika mereka kalah. Yosafat beserta seluruh keluarganya akan di tangkap dan dihukum mati.

Dahulu, jika suatu bangsa kalah maka rajanya akan ditangkap dan dihukum mati. Hukumannya tidak tanggung-tanggung, raja itu akan sangat menderita sebelum dihukum mati. Pertama sekali yang di eksekusi adalah anak istrinya. Raja pemenang akan memerintahkan algojonya menyembelih anak istri raja yang kalah di depan mata raja yang kalah itu. Contohnya adalah Zedekia. Dalam Yeremia 39:6 dapat kita baca bahwa Nebukadnezar memerintahkan algojonya menyembelih anak-anak dan istri Zedekia di depan matanya. Sangat menyedihkan bukan?

Mungkin itulah bayangan-bayangan yang menakutkan Yosafat yang membuat ia menjadi sangat ketakutan. Namun ditengah ketakutannya, Yosafat bertindak benar yang akhirnya menyelamatkannya dan seluruh rakyat Yehuda. Yosafat memutuskan mencari pertolongan Tuhan, itu kita temukan pada ayat dibawah:
2 Tawarikh 20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. 


Yosafat menyadari bahwa Tuhanlah satu-satunya jawaban atas permasalahannya, tidak seperti Daud yang menjadi pura-pura gila.

Bukan hanya dirinya, Yosafat juga memerintahkan segenap rakyat Yehuda untuk merendahkan diri dengan berpuasa. Seluruh rakyat Yehuda diperintahkan datang ke Yerusalem untuk sama-sama berdoa memohon kemurahan dan pertolongan Tuhan. Akhirnya, Tuhan menjawab doa mereka dimana Tuhan bersedia turun tangan langsung. Itu dapat kita temukan pada ayat dibawah.
2 Tawarikh 20:15  dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah. 

Saudaraku, ketakutan apa yang sedang menghinggapi saudara pada saat ini? Kengerian apa yang sedang saudara hadapi? Apakah rumah tangga yang sedang diambang kehancuran? Atau, apakah saudara sedang di lilit hutang yang begitu menghantui saudara? Atau, mungkin saudara saat ini terancam kehilangan pekerjaan? Ataukah ada orang-orang tertentu sedang mengancam saudara? Atau pula saudara sedang dihantui oleh serangan kuasa-kuasa kegelapan?

Bila saudara sedang menghadapi salah satu atau lebih dari masalah itu maka serahkanlah ketakutanmu kepada Tuhan. Carilah DIA sebagaimana Yosafat mencari-Nya. Rendahkanlah diri dihadapan-Nya dengan berpuasa maka Percayalah Bahwa Tuhanlah yang akan berperang buat saudara. Tuhan akan melepaskan saudara dari segala permasalahan saudara. Renungkan dan imanilah ayat dibawah ini maka saudara akan semakin dikuatkan.
Mazmur 91:1-7  Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa  akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. 

Tuhan Yesus memberkati. Amin

Mengklaim janji-janji Tuhan saja tidak cukup, Responilah dengan benar


Bila diajukan pertanyaan siapa yang mau merasakan kegenapan janji-janji Tuhan dalam hidupnya maka semua orang pasti akan mengangkat tangannya. Sebagai umat percaya, semua orang kristen sangat menginginkan kegenapan setiap janji-janji Tuhan dalam hidupnya terlebih lagi zaman sekarang ini zaman yang penuh dengan kesulitan dan persaingan, sehingga tidak heran, mimbar gereja saat ini lebih cenderung kepada kotbah-kotbah yang bersifat berkat.

Lalu saudara, sekali lagi kami bertanya apakah anda benar-benar ingin kegenapan janji-janji berkat Tuhan di genapi dalam kehidupan Saudara? Jika ya, maka responilah janji Tuhan dengan benar. Lalu, bagaimana kita bisa meresponi janji-janji itu? Mari kita belajar dari Yakub.

Yakub adalah contoh yang dapat kita teladani bagaimana responnya terhadap janji-janji Tuhan.

Suatu ketika Yakub melarikan diri dari rumah dan kampung halamannya menuju Haran karena takut terhadap Esau kakaknya. Yakub takut karena ia telah merebut berkat sulung dari Esau kakaknya dengan cara curang, dan suatu malam ditengah perjalanan, Yakub bermimpi. Ia melihat sebuah tangga didirikan yang ujungnya sampai kelangit. Di tangga itu ia melihat malaikat Tuhan turun naik. Lalu Tuhan berfirman kepadanya 
“Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (Kejadian 28:13-15)

Ketika terbangun Yakub terheran-heran dan terpana. Betapa dahsyatnya tempat itu, terlebih lagi jika mengingat janji-janji yang telah diucapkan Tuhan dalam mimpinya itu. Lalu apa respon Yakub? Apakah yakub hanya diam-diam saja atas janji itu? Apakah Yakub hanya mengklaim janji itu tanpa berbuat apapun?

Tidak saudaraku. Yakub tidak diam-diam saja, Yakub tidak hanya mengklaim dan meyakini bahwa Tuhan pasti menepati janji-janjiNya itu.

Saudaraku, mengklaim dan meyakini janji-janji Tuhan tidaklah salah, namun itu saja tidak cukup. Kita juga harus meresponi dan berbuat sesuatu atas janji-janji itu. Lalu apakah yang harus menjadi respon kita?  Untuk Itu kita bisa meneladani apa yang dilakukan Yakub, yaitu:

1. Ingatlah selalu akan janji-janji Tuhan.

Kejadian 28:18 (IBIS)  Keesokan harinya pagi-pagi, Yakub bangkit, lalu mengambil batu yang dipakainya sebagai bantal dan menegakkannya menjadi batu peringatan. Dituangkannya minyak zaitun di atas batu itu untuk dikhususkan bagi Allah. 

Setelah bangun dari tidurnya, Yakub mendirikan sebuah Tugu peringatan dari sebuah batu yang pada saat tidur dijadikan bantalnya. Dengan mendirikan batu peringatan itu, maka setiap Yakub melihatnya, itu akan mengingatkan janji-janji yang pernah diucapkan Tuhan kepadanya. Dan dengan batu itu, Tuhanpun akan diingatkan bahwa Tuhan pernah berjanji kepada Yakub. Hal yang sama juga pernah terjadi ketika Tuhan menaruhkan sebuah pelangi di langit sebagai bukti janji antara Tuhan dengan Nuh bahwa Tuhan tidak akan memusnahkan manusia dengan Air Bah lagi, itu kita temukan pada ayat dibawah:

Kejadian 9:11-17 (IBIS)  Inilah perjanjian-Ku dengan kamu: Aku berjanji bahwa segala makhluk yang hidup tidak akan lagi dibinasakan oleh banjir. Tidak akan lagi ada banjir yang membinasakan bumi ini.  Sebagai tanda perjanjian kekal, yang Kubuat dengan kamu dan dengan segala makhluk yang hidup,  maka Kutaruh pelangi-Ku di awan sebagai tanda perjanjian-Ku dengan dunia.  Setiap kali, jika Aku menutupi langit dengan awan, lalu pelangi itu tampak, Aku akan mengingat janji-Ku kepadamu dan kepada segala makhluk hidup, yaitu bahwa banjir tidak akan lagi membinasakan segala yang hidup. Bilamana pelangi tampak di awan, Aku akan melihatnya dan mengingat perjanjian yang kekal itu antara Aku dengan segala makhluk yang hidup di bumi.   Itulah tanda janji-Ku yang Kuberikan kepada segala makhluk yang hidup di bumi." 

Saudaraku, kita perlu mengingat senantiasa janji Tuhan kepada kita dan hal itu juga akan mengingatkan Tuhan bahwa Tuhan telah menyatakan janji-janjiNya dan janji-janjiNya itu harus di tepati. Bagaimana Tuhan mau menggenapi janji-janjiNya jika kita sendiripun tidak mau mengingat janji-janjinya itu?

2. Jadikanlah hidupmu menjadi baitnya Tuhan.

Kejadian 28:22a Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.

Untuk mengokohkan janji itu maka Yakub juga berjanji kepada Tuhan bahwa di tempat itu ia akan mendirikan rumah Allah.

Lalu bagaimana dengan kita saudara? Untuk mengokohkan perjanjian Allah dalam hidup kita maka kita juga harus membuat komitmen kepada Tuhan bahwa kita akan mendirikan baitnya Allah. Apa yang dimaksud dengan bait Allah? Mari kita perhatikan ayat dibawah:

1Korintus 6:19  Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 

Dari ayat ini dijelaskan bahwa sebenarnya tubuh kita adalah bait Allah, oleh sebab itu mari kita serahkan tubuh kita kepada Tuhan untuk dijadikan baitNya. Mari kita kuduskan hidup kita agar Roh Kudus mau berdiam di dalamnya.

Saudaraku, jangan kita serahkan tubuh kita kepada dunia ini untuk dijadikan bait roh-roh najis. Karena jika kita menyerahkan tubuh kita kepada roh-roh najis/dunia maka roh-roh itu akan senantiasa menyertai kita. Maka jangan heran mengapa ada orang yang senantiasa berbuat jahat, cabul atau berpikiran kotor. Itu karena ia menyerahkan tubuhnya untuk di jadikan tempat oleh roh-roh tersebut. Oleh sebab itu mari kita serahkan tubuh kita menjadi Baitnya Roh Kudus sebab jika Roh Kudus ada dalam hidup kita, itu artinya Tuhan senantiasa ada bersama-sama kita. Jika Allah di pihakku siapakah yang menjadi lawanku (tidak ada).
3. Berjanjilah bahwa Setiap apa yang saudara terima akan saudara berikan sepersepuluhnya untuk Tuhan.

Kejadian 28:22b Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." 

Ini adalah komitmen untuk membayar perpuluhan. Yakub berkomitmen kepada Tuhan bahwa setiap berkat yang ia terima akan di kembalikan sepersepuluhnya kepada Tuhan.

Saudaraku, jika saudara ingin merasakan kegenapan janji Tuhan maka saudara harus membayar persepuluhan. Membayar persepuluhan itu sangat penting saudara, bahkan Tuhan mengatakan orang yang tidak membayar persepuluhan adalah penipu. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Maleaki 3:8 (IBIS) Sekarang Aku bertanya kepadamu: Bolehkah manusia menipu Allah? Tentu saja tidak. Tetapi kamu menipu Aku juga. Kamu bertanya, 'Bagaimana?' Jawab-Ku: Dalam hal membayar sepersepuluhan dan memberi persembahan.

Namun, jika saudara membayar persepuluhan dengan setia maka itu akan menjadi berkat bagi saudara. Sama seperti Tuhan memberkati Yakub, Tuhanpun akan memberkati saudara.

Maleaki 3:10-12 (IBIS) Bawalah sepersepuluhanmu seluruhnya ke Rumah-Ku supaya ada makanan berlimpah di sana. Ujilah Aku, maka kamu akan melihat bahwa Aku membuka pintu-pintu surga dan melimpahi kamu dengan segala yang baik. Aku tak akan membiarkan serangga merusak hasil bumimu; pohon-pohon anggurmu akan sarat buahnya.  Maka kamu akan dikatakan bahagia oleh semua bangsa, sebab negerimu menjadi tempat yang baik untuk didiami." 

Oleh sebab itu, apakah saudara rindu di berkati dan merasakan kegenapan janji-janji Tuhan? Bayarlah perpuluhan dengan setia maka berkat-berkat Tuhan tercurah atas hidup saudara.
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin

Perahu Kehidupan (Lepas dari angin ribut permasalahan)



Markus 4:38  Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Suatu Kali Yesus dan murid-murid menumpang sebuah perahu menuju daerah orang Gerasa. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah Taufan kedanau dan mengguncang perahu itu, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka dalam bahaya. Ketika perahu hampir tenggelam, murid-murid Yesus teringat kepada-Nya dan membangunkannya, katanya: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?. Yesus bangun dan menghardik angin ribut itu dan danau menjadi tenang kembali.
Tahukah saudara bahwa kehidupan kita juga seperti kisah perahu itu. Kehidupan kita tidak ubah dengan sebuah buah perahu yang sedang berlayar di sebuah danau. Namun, perahu kita berbeda dengan perahu orang lain karena perahu kita mempunyai target sasaran yang jelas. Kalau perahu Yesus dan murid-muridnya menuju Gerasa, maka perahu kehidupan kita adalah menuju Yerusalem Baru, Surga yang mulia.
Namun, untuk menuju sasaran yang di harapkan tidaklah mudah, karena ada banyak tantangan dan hambatan yang siap menghadang. Iblis tidak akan tinggal diam dan membiarkan begitu saja saudara sampai ke sasaran yang di harapkan. Sama seperti iblis tidak mengharapkan perjalanan Yesus dan murid-muridnya sampai dengan mulus ketanah Gerasa. Iblis mendatangkan angin ribut untuk menghalau dan menenggelamkan perahu mereka. Kenapa? Karena di gerasa ada seorang sedang kerasukan roh jahat yang di sebut Legion, butuh pertolongan Yesus.
Menurut thefreedictionary.com legion adalah sebutan untuk satu divisi tentara Romawi yang berjumlah kira-kira 3000 – 6000 orang laki-laki. Bayangkan, di gerasa ada sepasukan besar roh jahat yang berjumlah kira-kira 3000-6000 sedang merasuki seorang laki-laki. Roh-roh ini tahu kalau Yesus datang ketempat itu, pastilah Ia mengusir mereka dari tubuh laki-laki itu. Itulah sebabnya mereka berusaha menghalangi perjalanan Yesus agar tidak sampai ke sana.
Saudaraku, sama seperti setan tidak ingin lepas dari tubuh laki-laki yang dirasukinya, demikian juga setan akan berusaha untuk menghalangi kita untuk menang dan sampai kepada sasaran kita, Yerusalem Baru. Setan akan mendatangkan badai dan mengguncangkan perahu kehidupan kita, dengan dua harapan, yaitu:
1.    Mati tenggelam (tidak sampai tujuan)
2.    Menyimpang Jalur (ujung-ujungnya juga tidak sampai ke tujuan).
Banyak jenis angin ribut yang bisa di datangkan iblis, contohnya adalah: kesulitan perekonomian, rumah tangga yang berantakan, pertengkaran, perselisihan, kegagalan, dll. Dan banyak pula orang yang bunuh diri (tenggelam) atau meninggalkan Yesus (Menyimpang Jalur) karena permasalahan-permasalahan diatas.
Lalu, bagaimana dan apa tindakan kita agar dapat menang dan lepas dari angin ribut itu?
1.    Jangan Biarkan Yesus tertidur di dalam hidupmu.
Luk 8:24  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.
Kesalahan terbesar murid-murid dalam kisah ini adalah membiarkan Yesus tertidur. Murid-murid yang rata-rata berasal dari kalangan Nelayan seperti Petrus, merasa tidak butuh Yesus dalam mengemudikan perahu itu. Petrus sangat berpengalaman dan dengan pengalamannya bertahun-tahun sebagai Nelayan merasa sanggup dan mampu membawa perahu sampai ketujuan. Namun akhirnya, pengalamannya bertahun-tahun itu tidak mampu melepaskan mereka dari angin ribut. Untunglah, ketika perahu hampir tenggelam, ia ingat Yesus dan berseru kepada-Nya.
Saudara, orang yang mengandalkan kekuatan sendiri adalah orang yang membiarkan Yesus tertidur. Orang seperti ini tidak membiarkan Tuhan yang memegang kendali atas hidupnya. Ia merasa tidak perlu Tuhan, dan mungkin saja ia juga merasa Tuhan itu tidak ada. Itulah sebabnya ketika setelah dengan segenap kekuatannya ia tidak mampu, akhirnya ia mengambil jalan pintas, bunuh diri. Maka benarlah apa yang firman Tuhan katakan dibawah:
Yeremia 17:5-6  Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!  Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
2.    Jangan biarkan ketakutan menguasai.
Markus 4:40  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Ketakutan membuat murid-murid hampir kehilangan iman. Ketakutan membuat murid-murid lupa bahwa orang yang bersama-sama dengan mereka, yang sedang tertidur di buritan, yaitu guru mereka, adalah orang yang berkuasa yang sanggup mengadakan mujizat.
Saudaraku, ketakutan membuat kita tidak tenang. Dan orang yang tidak tenang akan sulit sekali berdoa.
1Petrus 4:7  Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Oleh sebab itu jangan biarkan kita di kuasai oleh ketakutan karena ketakutan adalah siasat iblis.
3.    Jaga kualitas kepercayaanmu.
Luk 8:25  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"
Ketika angin ribut dan danau semakin menderu, murid-murid sangat ketakutan dan berkata “Guru, Guru, kita binasa!” (Lukas 8: 24). Ini adalah sebuah kata kekalahan dan menunjukkan rasa ketidakpercayaan mereka kepada Yesus. Hati murid-murid begitu keras padahal sudah banyak mujizat yang mereka lihat yang di kerjakan oleh Tuhan Yesus. Lumpuh berjalan, buta melihat dan orang mati hidup kembali. Oleh sebab itu Yesus menegur mereka dengan keras karena ketidak percayaan mereka.
Daud pernah mengalami permasalahan yang besar dalam hidupnya. Istri dan anak-anaknya, demikian juga istri dan anak-anak pengikutnya beserta seluruh harta benda mereka di culik dan dirampas oleh Orang Amalek. Posisi Daud lebih terjepit lagi karena orang-orang Ziklag ingin melempari Daud karena peristiwa itu. Namun peristiwa itu tidak membuat kepercayaan Daud menjadi luntur. Peristiwa itu justru meningkatkan kualitas kepercayaan Daud kepada Tuhan. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
1Samuel 30:6  Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Kita bisa belajar dari Daud, ketika angin ribut permasalahan datang melanda, jangan biarkan kualitas perpecayaanmu menurun, melainkan kuatkanlah, karena Tuhan tidak akan membiarkan orang yang mempercayakan hidupnya kepada-Nya menjadi kecewa. Sebagaimana Tuhan menjawab doa Daud dan melepaskan ia dari kesesakan demikian juga Tuhan akan menjawab doa dan melepaskan saudara dan saya dari angin ribut permasalahan yang sedang saudara alami. Tuhan Yesus memberkati. Amin

PENGHARAPAN AKAN PEMULIHAN

Memahami bahwa kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa telah membuat semua manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa merupakan sesuatu yang menyedihkan. Sebaliknya, pengharapan kita adalah bahwa kelak akan terjadi pemulihan saat Tuhan Yesus datang kembali.

Secara akal sehat, kita bisa melihat bahwa semua orang dilahirkan dengan memiliki berbagai kemiripan dengan orang tuanya, bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi karakter. Dari sisi teologi, orang Kristen mempercayai bahwa manusia dilahirkan dalam dosa karena manusia mewarisi keberdosaan Adam (Roma 5:12). Perhatikan bahwa manusia (Adam) diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (1:26-27; 5:1), tetapi Set, anak Adam, diperanakkan menurut rupa dan gambar Adam (5:3). Adam diciptakan dalam keadaan tidak berdosa, tetapi karena Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, keturunannya dilahirkan menurut gambar dan rupa Adam dan Hawa yang telah jatuh ke dalam dosa.
Karena manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa, tidak mengherankan bila di dunia ini terdapat banyak kejahatan. Hukum yang ketat bisa mengurangi tindak kejahatan, tetapi tidak pernah bisa menghilangkan tindak kejahatan. Di negara yang menjalankan hukum dengan amat ketat pun selalu terjadi pelanggaran hukum.
Sebelum Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, kejahatan akan terus ada di dunia ini. Hanya setelah Tuhan Yesus datang kembali ke dunia ini untuk memberikan tubuh baru yang tidak lagi memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa, menghukum Iblis dan para pengikutnya, serta membentuk langit baru dan bumi baru, barulah kita bisa mengalami kebebasan dari dosa dan kejahatan.
Wahyu 21:4
"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.".

Selasa, 17 Mei 2011

Crucified


Add caption
Mahkota duri adalah ranting berduri yang dianyam membentuk lingkaran dan ditaruh di atas kepala Yesus. Mahkota duri itu sengaja dibuat diameternya lebih kecil dari kepala Yesus sehingga menyebabkan luka dan rasa sakit yang amat sangat ketika mahkota itu dipakaikan. Duri-duri yang sepanjang 3-3.5 cm itu menusuk kepala Yesus. Markus 15:17-18 dikatakan, “Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan ditaruh di atas kepala-Nya.”
Mahkota duri dibuat dari semacam tumbuhan berduri yang durinya sangat tajam, beracun, dan menyebabkan pegal ketika tertusuk duri sehingga menyebabkan penderitaan yang tak tertahankan, apalagi dengan diameter yang lebih kecil dari kepala Yesus, membuat duri itu menusuk tajam dan dalam.
Apakah Anda tahu bagaimana mahkota duri itu dipakaikan ke kepala Yesus? Sebelumnya, Anda perlu mengetahui bahwa mahkota duri sering digambarkan bagian atasnya terbuka, namun aslinya tidak begitu. Aslinya, bagian atas tertutup seperti topi. Lalu bagaimana mereka memaksakan mahkota itu masuk ke dalam kepala Yesus? Mereka menggunakan sebuah buluh yang dipukulkan ke kepala Yesus untuk mencegah tangan mereka terluka terkena duri.
Pernahkah kita berpikir bahwa kitalah yang menjadi duri-duri yang ada pada mahkota itu? Kita merupakan ciptaan-Nya yang berharga dan serupa dengan-Nya, kita ada di pikiran dan hati Tuhan tapi kita terkadang malah ‘menusuk’ Tuhan tajam dengan perbuatan-perbuatan kita. Pernahkah kita berpikir, darah-Nya yang tercurah itu? Tentang rasa sakit yang harus Dia tanggung? Tuhan, kami tidak mau jadi duri terus menerus, tapi seperti bunga mawar, kami ingin memberikan keharuman dan keindahan buat-Mu dalam keadaan apapun hidup kami.

Welcome

It's amazing chance to say hello for all my friend's in blogspot...
As the new blogger, hoped your pleasure to make the relation with me...