Pada masa sulit jangan tinggalkan ibadah
Rut 1:1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
Ayat diatas menceritakan bahwa suatu ketika terjadi kelaparan di tanah Israel, seorang yang bernama Elimelekh bersama Naomi istrinya serta kedua anaknya pergi meninggalkan kampung halamannya ke daerah asing untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Namun pada kenyataannya bukanlah kehidupan yang layak yang dia temukan melainkan kesusahan demi kesusahan. Pertama Elimelekh meninggal, kemudian kedua anaknya. Selain itu mereka harus kehilangan harta, padahal sebelumnya mereka memiliki banyak harta. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.
Rut 1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."
Untuk mengerti makna rohani dari kisah ini mari maka sebelumnya mari kita lihat apa arti dari nama-nama sebagai berikut:
Elimelekh artinya My God is King (Tuhan adalah Rajaku).Naomi artinya Manis
Betlehem artinya Rumah Roti
Yehuda artinya bersyukur, memuji
Moab artinya Rebellion, againts, pemberontak-pemberontak
Tuhan tidak pernah menjanjikan kalau ikut DIA kita akan senantiasa hidup dalam kelimpahan. Ikut Tuhan bukan berarti bebas dari masalah dan kesulitan hidup. Tidak saudara, dalam ikut Tuhan terkadang lebih banyak menderitanya dari pada bahagianya. Kenapa? Karena ikut Tuhan kita harus menyangkal diri dari keinginan daging, ikut Tuhan harus meninggalkan cara-cara dunia yang lebih enak dan gampang. Suatu ketika dalam pengiringan kita kepada Tuhan, Tuhan ijinkan kita di uji dengan kesulitan-kesulitan hidup untuk melihat apakah dengan kesulitan itu kita masih setia apa tidak.
Demikianlah hal yang terjadi dengan Elimelekh. Elimelekh tidak tahan uji, ketika negerinya mengalami kelaparan dia meninggalkan Betlehem-Yehuda tempat kediamannya dan pergi ke tanah Moab. Betlehem yang artinya rumah roti, tidak lagi menjadi rumah roti baginya. Elimelekh yang artinya Tuhan adalah Rajaku, tidak lagi mengandalkan Tuhan sebagai Rajanya. Elimelekh pergi ke Moab mencari peruntungan disana. Elimelekh meninggalkan Tuhan yang adalah Rajanya, pergi ke tanah pemberontak-pemberontak (sesuai arti nama Moab) dan itu tandanya dia juga telah memberontak kepada Tuhan. Itulah sebabnya tangan Tuhan teracung kepadanya sehingga ketika dia pergi, dia membawa harta yang cukup untuk dijadikan modal namun ketika Naomi istrinya pulang kembali, dia tidak membawa apa-apa karena semuanya telah habis, usahanya telah hancur di tanah Moab. Pergi ketanah Moab tidak membawa kebaikan, pergi ketanah Moab justru membuat dia lebih susah lagi dibandingkan dengan ketika berada di Betlehem-Yehuda.
Keputusan Elimelekh yang salah membuat keluarganya mengalami kesulitan. Dia meninggal, kedua anaknya juga meninggal, menantunya hidup susah karena ditinggal mati oleh suaminya dan Naomi istrinya harus menanggung malu kembali ke Betlehem dengan tangan hampa. Itulah sebabnya dia berkata “jangan sebut lagi aku Naomi (manis), sebutkanlah aku Mara (pahit)...”
Saudaraku, apa makna kisah ini bagi kita? Maknanya adalah ketika kita mengalami kesulitan-kesulitan, jangan tinggalkan Betlehem-Yehuda. Betlehem artinya rumah roti, Yehuda artinya bersyukur, memuji. Roti berasal dari gandum yang di olah sedemikian rupa yang artinya adalah firman Tuhan yang telah diolah sedemikian rupa. Jadi makna lain dari rumah roti adalah rumah yang penuh dengan pengajaran firman yaitu rumah Allah. Meninggalkan Betlehem-Yehuda sama artinya meninggalkan ibadah dan meninggalkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan.
Seperti yang telah saya nyatakan diatas bahwa ikut Tuhan tidak berarti lepas dari kesulitan-kesulitan dan penderitaan hidup. Yang menjadi pertanyaan, apa yang kita lakukan ketika kesulitan-kesulitan itu datang, kemanakah kita pergi? Apakah pergi ketanah Moab? Meninggalkan ibadah dan pergi kepada kehidupan dunia dan melakukan cara-cara dunia? Apakah kita meninggalkan Yehuda yang artinya meninggalkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan? Bersyukurlah senantiasa sebab itulah yang Tuhan inginkan.
I Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Garis bawahi mengucap syukurlah dalam segala hal. Artinya apapun yang kita alami kita harus mengucap syukur. Karena Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.
Amsal 16:4a TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,
Jika kita diijinkan mengalami kesulitan-kesulitan, itu ada tujuannya, setidaknya untuk menguji iman kita.
Oleh sebab itu ketika mengalami kesulitan, jangan tinggalkan rumah Tuhan, jangan tinggalkan pujian dan ucapan syukur karena jika kita melakukannya, kita tidak akan mengalami keadaan yang lebih baik. Jangan pergi ketanah Moab tanah yang terkutuk itu karena kitapun akan hidup dalam kutuk seperti yang dialami oleh Elimelekh. Perlu kita ingat, keputusan yang salah dari kepala keluarga akan membawa kesulitan bagi anak dan istri. Oleh sebab itu jangan salah mengambil keputusan karena itu juga akan membawa kesulitan bagi keluarga kita yang lain.
Jadilah Elimelekh sejati. Jangan menjadi seperti Elimelekh suami Naomi. Jadilah Elimelekh yang benar-benar menjadikan Tuhan adalah Raja, baik dalam suka maupun duka tetap setia iring Tuhan yang adalah Rajaku. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar